Kenali 5 Bahasa Cinta Anak Lewat Cara Dia Tantrum
Menangis adalah hal yang wajar dan seringkali dilakukan oleh anak-anak. Biasanya anak menangis karena ingin menunjukkan emosinya atau hal tertentu. Namun, orang tua sering dibuat bingung karena tidak bisa memahami maksud dari tangisan anak. Akhirnya Si Kecil malah menjadi lebih rewel dan terus menangis karena keinginannya tidak terpenuhi.
Jika anak tiba-tiba rewel tanpa sebab yang jelas, hal tersebut bisa terjadi karena tangki cintanya sedang kosong dan butuh diisi kembali. Tangki cinta dianalogikan sebagai gambaran pemenuhan kebutuhan emosi dasar anak, seperti kasih sayang dan perhatian. Pemenuhan tangki cinta anak dapat memberikan dampak positif dan berpengaruh besar terhadap sikap serta pemikiran anak di masa depan.
Bagi anak, ada dua sumber utama yang penting untuk memenuhi tangki cintanya, yaitu dari ayah dan Ibu. Maka dari itu, orang tua harus mempunyai cara untuk lebih berperan mengusahakan kebutuhan anak. Salah satu caranya adalah dengan memahami bahasa cinta setiap anak.
Macam-Macam Bahasa Cinta Anak
Memahami bahasa cinta atau love language sangat membantu orang tua mendalami karakter anak dengan baik. Setiap anak memiliki bahasa cintanya masing-masing. Ada beberapa jenis bahasa cinta yang harus dikenali orang tua. Bahasa cinta ini bisa tercermin ketika anak sedang rewel dan tantrum. Berikut adalah bahasa cinta berdasarkan cara anak tantrum:
-
Mencubit atau Membenturkan Kepala
Jika anak mencubit atau membenturkan kepalanya, itu bisa menjadi tanda bahwa tangki cinta mereka yang kosong adalah “sentuhan fisik” atau “physical touch”. Anak dengan bahasa cinta physical touch akan merasa dicintai jika mendapat sentuhan yang lembut dari orang tuanya.
Sentuhan orang tua dapat meningkatkan hormon oksitosin alias hormon kebahagiaan sehingga anak lebih tenteram karena disayangi. Orang tua bisa sering memeluknya dalam setiap kesempatan. Misalnya ketika berangkat sekolah atau saat anak bersedih. Seringlah juga menggandeng tangan, merangkul bahunya, atau mencium pipi anak sewaktu-waktu.
-
Berkata Keras atau Sering Berteriak
Anak yang sering berteriak atau berbicara dengan nada tinggi biasanya mengindikasikan mengindikasikan kekosongan di bahasa cinta “word of affirmation”. Mereka membutuhkan kata-kata pengakuan dan dorongan positif dari orang tuanya.
Ungkapan bahasa cinta ini dapat dilakukan dengan memberikan pujian sekecil apapun. Kalau dalam keseharian, sesederhana pujian terkait gaya pakaian, prestasi belajar, atau sikap baik yang dilakukannya hari itu. Jika anak sudah bisa membaca, Ayah atau Bunda bisa juga menuliskan kalimat semangat yang diletakkan di meja belajarnya maupun ditempelkan di kulkas.
-
Egois dan Tidak Mau Berbagi
Jika anak terlihat pelit dan tidak suka berbagi, bisa jadi bahasa cinta mereka adalah “pemberian hadiah” atau “receiving gift” yang tidak terpenuhi. Hadiah dianggap anak sebagai simbol kasih dan sayang. Meraka tidak hanya menghargai hadiah tersebut, tapi juga waktu dan usaha yang dilakukan untuk memberikannya.
Hadiah disini juga bukan selalu barang yang mahal, tapi bisa berupa kejutan kecil sesederhana stiker, makanan favorit, atau alat-alat yang menunjang sekolahnya. Momen dan cara orang tua dalam memberikan hadiah inilah yang sangat berarti bagi anak.
-
Bersikap Kasar dan Agresif
Anak yang bahasa cintanya dalam bentuk “act of service” akan berperilaku kasar dan agresif ketika tangki cintanya kosong. Mereka mungkin membutuhkan bantuan atau dukungan dalam melakukan sesuatu. Sehingga ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, mereka bisa merasa frustasi dan akhirnya berperilaku kasar.
Menerapkan love language ini tidak begitu sulit. Orang tua cukup memberikan perhatian dalam bentuk tindakan, seperti membantu mereka memakai baju, membuatkan sarapan, dan mengajak bermain. Anak yang menjunjung act of service akan sangat menikmati ketika orang tuanya melakukan hal kecil untuk mereka.
-
Sering Merengek Ingin Dekat Orang Tuanya
Jika anak terus menerus merengek minta ditemani atau selalu ingin dekat dengan orang tuanya, maka kemungkinan tangki cinta yang kosong adalah “waktu berkualitas” atau “quality time”. Anak yang menghargai waktu akan sangat merasa dicintai ketika orang tua meluangkan waktu khusus bagi mereka tanpa distraksi.
Tidak perlu menghabiskan uang, orang tua bisa menggelar sesi bermain, nonton bersama, membaca buku, atau belajar bersama dirumah. Kesempatan ini bisa digunakan orang tua untuk membangun bonding dengan anak. Saat anak bercerita, lakukan kontak mata dan dengarkanlah secara aktif. Hal ini otomatis akan mengisi tangki cintanya.
Anak kecil tentu masih belajar untuk mengelola emosinya. Tantrum adalah hal yang wajar saat anak tidak mendapatkan apa yang diinginkan, sehingga mereka berusaha menyalurkan emosi untuk mengatasi kemarahan dan kekecewaannya.
Anak yang tantrum juga sebenarnyan karena merasa aman membagikan apa yang dirasakannya kepada orang tua. Oleh karenanya, ketika anak tantrum, orang tua sebaiknya tidak memaksa anak untuk berhenti menangis ataupun menghukum mereka. Memahami bahasa cinta mereka akan sangat efektif untuk menenangkan anak ketika tantrum. Tetap semangat ya Ayah dan Bunda!
Penulis : Rizka Devi Amalia
Instagaram : https://www.instagram.com/rizkadevam/
LinkedIn : https://www.linkedin.com/in/rizkadevam/
Referensi:
www.suratdokter.com/psikologi/1485125228/ciri-khas-tantrum-berdasarkan-tangki-cinta-kosongnya-berikut-juga-cara-mengisinya?page=2
www.rri.co.id/lain-lain/850505/memahami-bahasa-cinta-untuk-anak
www.klikdokter.com/ibu-anak/tips-parenting/bahasa-cinta-anak-yang-perlu-dipahami-orangtua