Bukan Main, Ini Manfaat Logika Matematika untuk Masa Depan Anak!
Pernahkah bermimpi anak Ayah Bunda kelak menjadi seperti Steve Jobs dengan Apple atau Bill Gates dengan Microsoft-nya? Berawal dari garasi rumah, Steve Jobs dan Steve Wozniak mendesain papan logika komputernya sendiri. Sedangkan Bill Gates dan Paul Allen membuat satu bahasa pemrograman dasar untuk mengoperasikan komputer MITS Altair Basic 8800.
Lalu pertanyaannya, apa yang harus dipersiapkan agar anak menjadi hebat? Yuk Ayah Bunda, berkenalan dulu dengan kecerdasan ‘logika’.
Howard Gardner dalam bukunya, Multiple Intelligences: The Theory in Practice, mengemukakan setiap manusia termasuk anak-anak, memiliki sembilan kecerdasan yang dikenal sebagai kecerdasan majemuk. Kecerdasan majemuk terdiri dari kecerdasan logika-matematika, linguistik, intrapersonal, interpersonal, musikal, visual-spasial, kinestetik, dan naturalis.
Logika matematika merupakan salah satu jenis kecerdasan kognitif yang kompleks karena menggunakan proses berpikir logis, penalaran, klasifikasi hingga penyelesaian masalah.
Logika matematika bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya konsep besar-kecil atau sebab-akibat. Jika Ayah Bunda berkata, “Jika kamu mencuci tangan dengan sabun, maka kuman di tanganmu akan mati”, artinya Ayah Bunda mengajarkan logika sebab-akibat kepada anak.
Manfaat belajar logika pada anak usia dini
-
Optimalisasi kecerdasan anak
Usia balita merupakan golden age, di mana anak sangat peka terhadap stimulasi kognitif. Dengan stimulasi yang tepat, maka otak anak bisa tumbuh optimal.
-
Mampu berpikir kritis
Anak terbiasa mencari tahu alasan atas terjadinya sebuah peristiwa. Mengapa malam datang, langit menjadi gelap? Mengapa pesawat bisa terbang? Merupakan contoh pemikiran kritis anak terhadap sebuah peristiwa.
-
Mempersiapkan anak untuk menghadapi tantangan di masa depan
Mengasah logika anak sejak usia dini bisa menempa mentalnya. Anak terbiasa berhadapan dengan masalah dan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
-
Melahirkan generasi yang kreatif dan inovatif
Dengan terbiasa menyelesaikan masalah, kemampuan anak untuk berpikir kreatif jadi meningkat. Bukan tidak mungkin anak kita tumbuh menjadi inovator di masa depan.
Tahapan Belajar Logika Sesuai Usianya
Ilustrasi anak membuat rumah dari lego (Sumber: Freepik/Mdjaff)
Mengajarkan logika matematika untuk usia dini tidak menyeramkan ya, Ayah Bunda. Bagi Ayah Bunda yang memiliki toddler, logika matematika bisa diajarkan dengan cara yang menyenangkan, seperti menggunakan maze, puzzle atau lego. Anak-anak bisa belajar tentang bentuk, ukuran, jumlah, kreativitas, dan problem solving dengan menggunakan lego.
Memasuki usia 5 tahun Ayah Bunda bisa mengenalkan permainan coding kepada anak. Coding merupakan istilah yang dipakai untuk pengubahan bahasa manusia menjadi bahasa yang dimengerti oleh komputer. Beberapa permainan yang bisa dicoba antara lain Roblox, Minecraft, Scratch, dan sebagainya.
Anak Ayah Bunda juga bisa mengikuti kelas coding dan robotic Kalananti. Pada kelas tersebut anak akan dilatih menyelesaikan masalah dengan logika computational dengan cara yang menyenangkan. Klik link berikut untuk info lebih lanjut.
Logika matematika yang Ayah Bunda ajarkan akan menjadi modal dasar ketika anak memasuki fase sekolah, loh. Dengan mengenalkan logika matematika sejak dini, anak akan terbiasa dan tidak menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit.
Apa saja jenis-jenis logika matematika yang dipelajari di sekolah? Anak akan belajar preposisi, negasi, konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi saat masuk sekolah. Simak beberapa penjelasannya di bawah.
-
Preposisi merupakan pernyataan, baik pernyataan positif maupun negatif.
Contoh: Ikan paus adalah Binatang mamalia
-
Negasi
merupakan kebalikan dari preposisi (p) dan disimbolkan dengan “~”. Sebagai contoh:
p: Semua orang Indonesia makan nasi
~p: tidak semua orang Indonesia makan nasi
-
Konjungsi
Konjungsi berlaku pada preposisi majemuk atau terdiri dari dua pernyataan (p dan q) yang dihubungkan oleh kata “dan” atau disimbolkan “^”
p | q | p^q |
---|---|---|
Benar | Benar | Benar |
Benar | Salah | Salah |
Salah | Benar | Salah |
Salah | Salah | Salah |
Contoh:
Sapi adalah hewan mamalia (Benar)
Ayam adalah hewan mamalia (Salah)
Sapi dan ayam adalah hewan mamalia (Salah)
Baca Juga : Logika Matematika: Ingkaran, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi & Biimplikasi | Matematika Kelas 11
Manfaat belajar logika matematika akan terasa hingga anak dewasa, loh, Ayah Bunda. Pada fase selanjutnya, yaitu tes masuk perguruan tinggi, anak akan dihadapkan dengan pertanyaan logika matematika ketika mengerjakan Tes Potensi Akademik.
Logika matematika juga diperlukan saat seseorang sudah bekerja. Sebagai contoh ketika Steve Jobs menyelamatkan Apple dari ancaman kebangkrutan, dia mendesain ulang seluruh logika bisnis; mulai dari menyederhanakan produk yang dibuat dan membatasi outlet yang menjual produk Apple. Semua keputusan bisnis yang dilakukan Steve Jobs selalu melewati proses logika matematis yang matang.
Mengajarkan logika matematika pada anak artinya mempersiapkan mereka untuk masa depan yang gemilang. Apakah Ayah Bunda masih bermimpi memiliki anak sehebat Steve Jobs dan Bill Gates? Pastikan Ayah Bunda mengajarkan logika matematika sejak dini, ya!
Penulis : Linna Permatasari
Instagran : https://www.instagram.com/linna_ps/
Referensi:
www.ruangguru.com/blog/logika-matematika
jurnal.uns.ac.id/kumara/article/view/60569/42194
kumparan.com/berita-hari-ini/apakah-manfaat-belajar-ilmu-logika-di-era-sekarang-ini-22Z8XUpW3gU/1
actconsulting.co/tinjauan-taktik-steve-jobs-menyelamatkan-apple-dalam-sudut-pandang-manajemen-strategi/